Maulid Nabi Muhammad SAW atau Maulid Nabi atau Maulud
saja (bahasa Arab:
مولد النبي, mawlid an-nabī), adalah
peringatan hari lahir
Nabi Muhammad SAW, yang di Indonesia
perayaannya jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah.
Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab
berarti hari lahir.
Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh
setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Secara subtansi,
peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad. Kegiatan
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Tingkat Kecamatan Bungursari merupakan sebuah
kegiatan Peringatan Hari Besar Islam yang dilakasanakan pada tanggal 04 Februari
2014 di Masjid Besar Kecamatan Bungursari, yang diharapkan menjadi sebuah
kegiatan yang dapat menggugah semangat dalam bermasyarakat beragama,
mempertebal keimanan dan meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW.
Seperti yang disabdakan
oleh Nabi Muhammad Saw :
مَنْ أَحَبَّنِى كَانَ مَعِيْ فِي الْجَنـَّةِ
“Barang siapa yang senang,
gembira, dan cinta kepada saya maka akan berkumpul bersama dengan saya masuk
surga”.
Dalam kitab “Anwarul Muhammadiyah“ karangan : Syekh Yusuf Bin Ismail
An-Nabhani, diterangkan bahwa pada saat hari kelahiran Nabi Muhammad Saw,
seorang wanita budak belian dari Abu Lahab (tokoh kafir jahiliyyah) yang
bernama Tsuwaibah menyampaikan kabar gembira tentang kelahiran Nabi Muhammad
Saw kepada Abu Lahab. Karena senangnya Abu Lahab mendapat berita itu, spontan
budak wanitanya yang bernama Tsuwaibah itu dibebaskan dan dihadiahkan kepada
Siti Aminah, Ibunda Muhammad Saw untuk menyusui bayinya tersebut. Ketika Abu Lahab telah meninggal dunia seorang
sahabat Nabi ada yang bertemu dalam mimpinya dan menanyakan tentang nasibnya di
akhirat. Abu Lahab menjawab Saya disiksa selama-lamanya
karena kekafiran saya tetapi pada tiap-tiap hari senin saya diberi keringanan
dari siksaan bahkan aku bisa mencium dua jari tanganku dan bisa keluar airnya
untuk saya minum. Dan ketika ditanya mengapa
bisa demikian? Abu Lahab menjawab Ini adalah merupakan hadiah dari Allah karena
kegembiraanku pada saat kelahiran Nabi Muhammad Saw.
Dalam sebuah hadits
dikatakan :
مَنْ عَظَّمَ مَوْلِدِىْ كُنْتُ شَفِيْعًا لَهُ يَـوْمَ الْقِيَا مَةِ. وَمَنْ أَنْفَقَ دِرْهَمًا فِى مَوْلِدِى فَكَأَ نَّمَا اَنْفَقَ جَبَلاً مِنْ ذَ هَبٍ فِى سَبِيْلِ اللهِ
“Barang siapa yang
memulyakan / memperingati hari kelahiranku maka aku akan memberinya syafa’at
pada hari kiamat. Dan barang siapa memberikan infaq satu dirham untuk
memperingati kelahiranku, maka akan diberi pahala seperti memberikan infaq emas
sebesar gunung fi sabilillah.
Sahabat Abu Bakar
Ash-Shidiq berkata :
مَنْ أَنْفَقَ دِرْ هَماً فِى مَوْ لِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ رَفِيْقِيْ فِى الْجَنَّةِ
“Barang siapa yang
memberikan infaq satu dirham untuk memperingati kelahiran Nabi Saw : akan
menjadi temanku masuk surga”.
Sahabat Umar Bin Khoththob
berkata :
مَنْ عَظَّمَ مَوْ لِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَدْ أَحْيَا اْلإِسْلاَمَ
“Barang siapa yang
memuliakan / memperingati kelahiran Nabi Saw, berarti telah menghidupkan
Islam”.
Sahabat Ali Bin Abi Tholib
berkata :
مَنْ عَظَّمَ مَوْ لِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَخْرُجُ مِنَ الدُّنْياَ اِلاَّ بِاْلإِ يْمَانِ
“Barang siapa yang
memuliakan / memperingati kelahiran Nabi Saw, apabila pergi meninggalkan dunia
pergi dengan membawa iman”.
Melihat besarnya pahala tersebut maka banyaklah kaum muslimn muslimat yang
selalu melahirkan rasa cintanya kepada Nabi dan mengagungkan hari kelahiran
Nabi dengan cara-cara yang terpuji seperti pada tiap-tiap malam Senin atau
malam Jum’at mengadakan jama’ah membaca kitab Al- Barzanji, sholawat maulud,
dan ada pula yang menyediakan tabungan yang berwujud uang hasil tanaman atau
sebagian gajinya untuk kepentingan memperingati kelahiran Nabi Saw.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar